Hari ini adalah hari ke-3 saya dirumah sendirian karena bita sedang liburan ke solo dan suami saya masih di jakarta.
Hari-hari sebelumnya saya habiskan waktu pulang kantor untuk merawat diri. Hari pertama saya scaling gigi dan hari kedua saya ke salon untuk hair spa.
Hari ketiga ini saya memutuskan pulang kerumah saja, packing untuk besok ke solo dan beberes beberapa cucian piring yang saya pakai beberapa hari ini
Setelah semua selesai, kemudian saya memutuskan untuk menulis blog ini karena kebetulan saya sedang senggang-senggangnya.
Desember,
Desember selalu menjadi bulan yang istimewa untuk saya menulis bulan dibulan ini. Bukan hanya karena bulan desember waktunya me-review resolusi 2017 dan meng-create resolusi 2018 saja. Tapi juga karena ini bulan ulangtahun suami saya, Denny.
2017,
2017 adalah tahun yang sangaattt istimewa untuk saya. Rejeki dan cobaan datang bersamaan berjabat tangan dengan ramah kepada keluarga kecil kami.
Rejeki mungkin akan selalu sepaket dengan cobaannya.
Pada tahun 2017 ini,
Rumah mungil kami akhirnya berdiri dan rampung dibangun, kendaraan yang lebih layak akhirnya mampu kami miliki serta jenjang karier denny yang mulai menapaki anak tangganya.
Sedangkan dalam karier saya, Tuhan kebetulan memberi rejeki saya seorang manager yang bisa membagi banyak ilmu untuk saya sehingga saya bisa lebih mengaktualisasi diri saya (mengeluarkan kemampuan yang selama ini bahkan saya tidak tau kalau saya mampu melakukanya) dilingkungan kerja. enough for that, i dont need to step my carierpad more than this haha.
Secara finansial kamu hampir bisa membeli apapun yang kami mau. Hingga level dimana kami bisa memilih mau beli yang seperti apa. Melebihi daya imajinasi kami sewaktu kami masih kuliah bahkan.
Resolusi kami secara fisik dan jasmani hampir tercapai sempurna di 2017. Dan kami sangat mensyukuri itu.
Tapi kami, terlebih saya harus menyadari bahwa hidup tidak mungkin terlewat tanpa cobaan.
Tantangan kerja denny adalah “pekerjaan rumah” dalam rumahtangga kami. Sebegitu hebatnya suami saya ini mengeluhkan bahkan hampir setiap hari menyatakan ketidaknyamanannya dengan tekanan yang menurutnya begitu hebatnya didalam pekerjaan.
Saya bisa apa??
Denny selalu bilang kalau saya sebagai istri tidak bisa “melegakan suami” , pendapat saya selalu terlalu objektiv, terlalu logis, menurut denny pendapat saya tidak mewakilkan perasaannya karena terlalu melihat dari sisi positiv HAHAHAHA yang berujung akhirnya rameeee
Beruntungnya denny akan melarikan diri ke mama saya untuk menenangkan hati, bukan ke oranglain.
walau dalam hati kecilnya saya yakin denny setuju dengan pendapat-pendapat saya yang objektif dan tidak subjektif (mentang-mentang denny suami saya sehingga apa yang salah tetap saya benarkan)
Tugas pasangan adalah saling melengkapi, mengingatkan.
pendewasaan diri ini adalah proses yang terus menerus, proses belajar yang tidak ada habisnya.
Terkadang manusia dibutakan saat merasa menjadi victim dari suatu keadaan yang sulit, padahal sebenarnya tugas manusia adalah survive dalam pikiran yang positiv agar hidup lebih mudah dijalanj. Bukan being victim.
Denny suamiku sayang,
Kesuksesan hanya akan bertahan ketika pikiran dan hati ikut besar tumbuh bersama kesuksesan itu sendiri. Ketika jabatan semakin tinggi maka tanggungjawab semakin besar.
Tanggungjawab tidak hanya untuk anak dan istrimu saja, tapi juga anak dan istri dari tim-mu.
Teruslah bertumbuh menjadi manusia lebih baik, bukan menjadi semakin sempit. Yakinlah bahwa rejeki akan terus datang karena kebaikan. Apa yang kita tanam adalah yang kita panen.
Selamat menyongsong 29tahun suamiku. Tantangan akan semakin didepan, tapi kemudahan akan datang bersamaan dengan hati da. Pikiran yang besar.
I will always be your personal “reminder”