Saya dan suami saya tidak termasuk kategori siswa pintar disekolah, walaupun notabene sekolah kami sejak SD-SMA adalah sekolah favorit di kota kami masing-masing. Bahkan denny masuk di SD Unggulan di kotanya .
Tapi jelas, suami saya dan terlebih saya adalah siswa yang biasa-biasa saja. Tidak punya prestasi akademis yang menonjol, atau mininal masuk dalam peringkat 10besar di kelas.
Maka, apakah bijaksana kalau saya dan suami ingin men-setting bita menjadi anak yang berprestasi menonjol pada akademis, sedangkan gen bawaan kami saja standart.
Tentu tidak bijaksana .
Yang saya dan suami saya bisa lakukan hanyalah memberi fasilitas sebaik-baiknya sebagai kendaraan bita mengembangkan otak, bakat dan minat
Seperti, saya berusaha sebaik-baiknya memastikan milestone perkembangan bita di dua tahun pertama kehidupannya karena periode ini adalah periode emas penentu kemampuannya dimasa depan.
Seperti, suami saya berusaha mensuport sebaik-baiknya supaya saya memiliki motivasi untuk belajar dan belajar menjadi ibu yang bisa mendidik bita sebagai madrasah pertamanya .
Seperti, saya dan suami saya yang mulai menata investasi untuk biaya pendidikan bita di masa depan, agar bita terjamin pendidikannya berjalan sesuai minat dan bakatnya.
Adalah kewajiban orangtua untuk berusaha 100% bahkan lebih untuk mengantar seorang anak menjadi anak yang berdaya di masa depannya. Tapi bukan hak orangtua untuk menuntut anak "menjadi pintar" hanya karena supaya orangtua mendapat prestige atau hanya karena orangtua ingin jerih payahnya tidak sia-sia.
Yang wajar adalah, orangtua menuntut anak melaksanakan tanggungjawabnya sebagai anak yang memiliki tugas belajar
Sejauh ini saya hampir jarang memuji bita "anak pintarrrr" , saya lebih suka memuji bita dengan "anak hebaaat" ketika dia bisa melakukan sesuatu yang baru . Kenapa? Karena seorang bayi/balita itu ketika bisa melakukan sesuatu yang baru, dia melakukannya dengan sekuat tenaga dan pikiran.
Contohlah, baru bisa jalan, itukan berdasarkan atas pengalamannya berusaha berdiri , melangkah berkali-kali dan jatuh . Karena learn by experience itulah akhirnya balita bisa berjalan dengan lancar , dan itu pencapaian yang membanggakan baginya , yahhh karena pasti si balita berusaha susah-payah, itulah kenapa saya memuji "anak hebatt" karena mau berjuang untuk bisa melakukan sesuatu.
Tapi untuk pujian "anak pintar" ???
Pintar yang bagaimana?
Tumbuh kembang bita semuanya sesuai dengan milestone standar WHO , tidak ada yang istimewa .
Beberapa kali memang lebih cepat , seperti contohlah bita bisa berjalan di usia 11,5bulan padahal milestone WHO itu usia berjalan 15bulan
Atau seperti sekarang, bita (usia 16bulan) bisa makan dengan sendok sendiri dan menyuapi boneka, padahal menyuapi boneka di milestone WHO itu usia 18bulan
Dan beberapa hal lainnya,
Tapi bukan berati semua tumbuh kembang bita lebih cepat dari standar WHO, ada juga yang benar-benar sesuai dengan usia toleransi WHO.
Seperti contoh tentang bicara yang memiliki arti (bukan ocehan tanpa arti), sesuai usia WHO itu usia 15bulan seorang balita bisa mengucapkan 3 kata berarti . dan benar saja, bita baru bisa mengucap kata berarti diusia tersebut. Setelah sebelumnya saya panik, teman seusia bita sudah bisa menyanyikan lagu dua kata gabung.
Tapi apakah bita disebut terlambat bicara?? Ya tidak juga , karena masih sesuai dengan toleransi WHO .
Jadi dengan case bita begitu, ada yang terlalu cepat tapi juga ada yang time limit, apa bita disebut pintar? Pintar dibanding siapa?
Saya lebih suka menyebut bita , anak yang berkembang sesuai milestone-nya instead of "anak pintar" . Apakah tidak repot kalau nanti ketika sekolah anak sudah over pede kalau dia merasa pintar tapi disekolah ternyata dia kalah dengan anak lain, dan kemudian justru membuatnya drop?
Ketika pada akhirnya dibidang akademis bita tidak menonjol, saya dan suami saya mungkin sudah harus bersiap untuk itu.
Yang perlu kami tau sejak dini adalah, apa minat dan bakat (passion) bita, itulah yang harus kami kembangkan
Disini berapa orangtua yang tau bakat dan minat anaknya? Contohlah orangtua saya saja... Mereka tidak tau kalau bakat saya adalah menulis dan minat saya adalah berenang
Boro-boro di les-kan renang, saya malah diikutkan les menari yang saya sangat benci.
Akhirnya, saya jadi tidak bisa menjalankan passion saya dan benar-benar menjadi anak yang so so standart (terlihat seperti tidak punya bakat dan minat apapun)
Itulah yang tidak saya inginkan pada bita.
Saya ingin bakatnya berkembang seperti papanya yang punya bakat nge-drum dan tersalurkan lewat prestasi ngeband (contoh)
Saya mencoba tidak berekspektasi terlalu tinggi bita akan masuk 10besar dikelasnya, tapi jika itu terjadi dan atas usaha kerasnya , maka akan saya akan memujinya si anak hebat yang mau berusaha keras.
Kalau anak berusaha menjalani akademisnya sesuai jalur, berati dia melakukan 100% tanggungjawabnya , tapi jika anak berusaha berprestasi berati dia melakukan tanggung jawabnya lebih dari 100% , pantas untuknya mendapat pujian dari kita
- orangtua yang belajar menjadi orangtua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar