Yaaa, aku memilih untuk SC karena setelah berjalan 36minggu, bayi dalam kandunganku sama sekali tidak memberikan sinyal seperti kontraksi palsu atau mules-mules lainnya. Sampai masuk 38minggu, anakku tidak juga masuk jalan lahir.
Papanya selalu berpesan, berbisik ke perutku "nakk, nanti kalo mau lahir nungguin papa ya, jangan ngrepotin mama, kasian mama sendirian"
Dan benar saja masuk 39minggu belum juga masuk jalan lahir, kemudian ku putuskan untuk SC karena khawatir anakku kenapa-kenapa didalam tanpa tanda-tanda ingin keluar. Kemudian diputuskanlah tanggal operasi sesuai dengan tanggal ulang tahunku, yang kebetulan selisih 1 hari dari hari HPL (40minggu) . Aku sudah siap dengan cibiran orang-orang tentang pilihanku operasi , terserah... Yang penting buatku , anakku keluar dengan sehat dan selamat.
Suamiku mendampingiku , bahkan turun dari pesawat dia langsung bergegas kerumah sakit karena kamar yang ingin kami booking yaitu kelas 1 ,ternyata diisi orang dan belum akan check out. Dan aku semakin panik karena besok sudah harus operasi, sedangkan kamar yang kami book belu jelas kapan kosongnya. Sehingga pada akhirnya memilih memakai kamar dengan kelas VIP , walau agak gemes karena kamar kelas 1 dan VIP di RS tempatku melahirkan hanya beda di fasilitas kulkas dan telephone , haha.
Ini perbedaan fasilitas kelas 1 dan VIPnya , yang bikin gemes di awal karena harga beda jauh tapi fasilitas nyaris sama
Setelah besoknya aku sudah harus room in , suamiku dapet ACC dari dokterku YTH Prof. Dr. dr KRMT Tedjo Danujo , SpOg , KFer untuk ikut mendampingiku di ruang operasi. Suatu hal yang sebenarnya dilarang dalam prosedur. Suamiku melihat semua proses sampai akhirnya anakku lahir dan mereka berdua mengurai air mata bersama .
three of us with Prof Tedjo |
Ini lah anak kami "Kendatu Tsabita Ardiansyah" , sesaat setelah lahir . Yaa.... "Bita" lahir 29 Mei 2015 tepat dengan hari ulang tahunku yang ke 26. Bita adalah kado terindah yang pernah aku dapatkan selama hidup .
welcome to the world my daughter |
Bayi mungil yang sesuai dengan harapan papanya, yaitu muka yang persis dengan papanya dan warna kulit yang mengikuti kulitku.
Sejak detik itu hidup kami berdua berubah , rasa yang luar biasa bahagia, rasa yang luar biasa penuh rasa syukur , rasa yang benar-benar membuat kami merasa hidup kami ada gunanya. Betapa tidak? Si kecil yang hidupnya bergantung dari Air Susu yang kuhasilkan , Dan air susu itu hanya bisa dihasilkan jika papanya mendukung aku sebagai mamanya.
Nakk, kamu tidak perlu bertanya kenapa papa harus jauh dari kita untuk mencari nafkah, yang perlu kamu tau, papamu selalu ada menjadi energy bagi mama. Kamu harus tau bagaimana papamu mengurus mama setelah mama di operasi. Papamu dengan sabar mendengarkan rintihan mama ketika bius operasi habis, sakit yang luar biasa . Papamu menyuapi mama ketika mama lunglai dan benar-benar mengurus mama 100% .
Ada 1 cerita nak, ketika dokter mengharuskan kamu masuk perawatan FT , sang dokter anak
menantang mama untuk mensuply ASI minimal 400cc/hari jika tidak mau menambah susu formula.
Hati mama hancur rasanya ketika membayangkan kamu harus minum susu formula. Dan angka 400cc/hari di hari ke 3 pasca lahiran, sungguh yang mama punya hanya harapan dan dukungan papa yang satu katapun tidak pernah meremehkan hasil perahan asi yang mama hasilkan. Walau perahan dalam 2jam pertama hanya memghasilkan 20cc susu. Iya nakkk dalam 2jam mama memompa asi , hasilnya cuma 20cc . Air mata mama terusss jatuh, dan papa terus mendukung tanpa meremehkan, walau mama tau, ada keraguan di mata papa yang tidak diungkapkan. hingga 20cc bisa dihasilkan dalam 30menit , kemudian berlanjut 50cc sampai akhirnya bisa 100cc kurang dari 30menit. Yaaaa, mama bisa memenuhi target dari SpA karena papamu begitu mendukung mama.
Berkali-kali papamu mencium mama dengan sangattt hangat dan dalam,rasa bahagia memilikimu yang melatar belakanginya. Bahagia yang mungkin tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata sehingga lewat peluk dan cium caranya menyampaikan pada mama.
Tapi lebih daripada itu, kehadiranmu bukan hanya sebatas untuk selebrasi, melainkan beban tanggung jawab kami sebagai orang tua yang lebih besar daripada sebelumnya saat masih berdua saja. Tanggung jawab yang masih panjang dan jauh, mendidik , membesarkan dan mengantarkan ke gerbang kesuksesan. Mungkin kami bukan orangtua ideal atau sempurna, pun begitu denganmu mungkin tidak akan menjadi anak yang sempurna karena kita semua manusia biasa, kesempurnaan bukan milik kita. Tapi mama dan papa akan berusaha sebaik-baiknya sesuai ilmu dan kemampuan finansial yang kami punya agar kamupun menjadi sebaik-baiknya mutiara kami .
our first family potrait |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar