Rabu, 06 Mei 2020

BAGAIMANA MENGENALI DIRI SENDIRI?

Bagaimana Mengenali Diri Sendiri??

Kata orang, pencarian jati diri itu biasa terjadi pada anak remaja yang mulai tumbuh dewasa. Mereka biasanya berubah-ubah dalam penampilan dan dalam pola pikir untuk mencari mana yang paling sesuai dan pas dengan pribadi mereka. Masa pencarian jati diri ini akan menjadi basis awal penentuan hidup, karena pengambilan keputusan pada masa ini akan sangat berpengaruh pada masa depan.

Seperti bagaimana kita akan memilih jurusan pada saat masuk kuliah, bagaimana kita memilih pergaulan, dan bagaimana kita melakukan hubungan dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Untuk itu pada masa ini memang sangat penting untuk memiliki panutan, contoh atau pembimbing agar pencarian jati diri ini menemukan jalan yang tepat.

Saya juga melewati masa tersebut pastinya, yang mungkin terlalu panjang untuk diceritakan kali ini. Yang ingin saya bagi kali ini adalah saya menyadari bahwa mengenali diri sendiri tidak berhenti pada masa remaja itu saja, bahkan di usia saya sekarang menjelang 31 tahun, saya masih terus berkenalan pada diri saya. Saya ingat bahwa manusia adalah makhluk yang terus bertumbuh hari demi hari, bahwa manusia bertumbuh dari belajar atas pengalaman masa lalunya atau pengalaman oranglain.

Kemarin sepulang dari kantor, setelah dalam 2 hari ini saya merasa pekerjaan di kantor seperti tidak dapat saya ikuti, saya merasa tidak kompeten dalam menjalankan pekerjaan saya, saya seperti selalu melakukan kesalahan berulang yang membuat saya frustasi terhadap diri saya sendiri membuat saya mencoba menggali masa lalu saya, kenapa saya tumbuh dan merasakan hal seperti ini.

Sejak kecil, Tuhan memudahkan hidup saya. Saya tumbuh dalam keluarga yang tidak kekurangan, keinginan saya hampir semua dituruti oleh orangtua saya. Saya memang tidak terlalu sukses dalam berteman walau jika tampak dari luar saya punya banyak teman, tapi Tuhan menggantinya dengan menghadirkan pacar yang selalu hampir sempurna dimata saya hahaha, sehingga masa remaja saya tetap dapat dikenang dengan baik. Pada intinya saya jarang menghadapi tantangan, hidup saya mudah dijalani. Bahkan saya tidak pernah melakukan pekerjaan rumah apapun, mungkin kalau ada kejuaraan mager, saya nomor satu hehe.

Itu semua membuat saya menjadi pribadi yang pesimis, mudah menyerah, reaktif jika menghadapi masalah dan sering merasa putus asa terhadap kemampuan saya sendiri. Suami saya bilang karena hidup saya selama ini kurang tantangan.

Ya memang benar demikian, saat oranglain suka sekali traveling ke suatu tempat yang pemandangannya indah, dan saya tau jika mencapai tempat tersebut harus dengan perjuangan berjalan kaki jauh atau mendaki, maka saya tidak akan melakukan perjalanan seperti itu. Saya lebih suka liburan yang nyaman dan tanpa perjuangan. Saya benar-benar orang yang mencari zona nyaman dan aman.

Mama saya tumbuh dari keluarga yang serba kekurangan, sehingga ketika mendidik saya, mama saya selalu menceritakan bagaimana dia mempersiapkan kehidupannya setelah menikah. Mama saya mengajarkan step demi step bagaimana mengelola finansial, mengelola perasaan saat kecewa sehingga disisi lain saya tumbuh menjadi orang yang selalu mempersiapkan diri untuk segala hal.

Saya selalu matang dalam perencanaan hidup saya karena saya takut menghadapi tantangan dimasa depan. Maka saya selalu menyusun life plan dalam hidup saya.

Saya juga selalu dapat mengelola perasaan saya ketika keadaan membuat saya kecewa, ketika orang lain atau situasi yang saya hadapi tidak sesuai ekpektasi saya atau mengecewakan saya, maka saya dapat menghadapinya dengan lebih realistis (orang bilang saya tidak mudah baper). Bahkan saya tidak pernah menyalahkan oranglain atau keadaan ketika saya mengalami masalah. Semua akan saya kembalikan kepada saya sendiri, karena saya menyadari hanya saya yang dapat mengendalikan keadaan saya sendiri, bukan oranglain.

Usia saya bahkan baru 30 tahun, dan jika diberi umur yang panjang maka saya akan banyak menghadapi skenario yang sudah Tuhan siapkan untuk saya, yang saya tidak akan tau apa dan bagaimana. Yang dapat saya lakukan hanya mempersiapkan diri. Tapi terkadang manusia tidak punya pilihan selain harus beradaptasi, dan sepertinya ini adalah waktu yang sudah ditentukan Tuhan untuk saya meninggalkan masa lalu dan menjadi manusia yang bertumbuh untuk dapat lebih tenang menghadapi masalah, tidak mudah menyerah, tidak mudah putus asa.

Tuhan memberi saya suami yang tumbuh dari keluarga struggle, sehingga menjadi manusia yang menyukai tantangan, pantang menyerah dan tidak takut gagal sangat berbanding terbalik dengan saya. Mungkin Tuhan ingin mengkolaborasikan kami, saya harus belajar dari suami saya agar menjadi manusia yang lebih berani dan suami saya harus belajar dari saya tentang prinsip kehati-hatian.

Ketika saya dan suami saya berdiskusi tentang semua hal ini, dia bertanya kepada saya:

"menurutmu kompetensimu apa?kamu pengen dikenal sebagai indri yang jago dalam hal apa?"

saya bahkan tidak dapat menjawab pertanyaan itu karena saya merasa kecil sekali dan seperti tidak memiliki hal yang dapat saya banggakan, begitulah saya pribadi yang sangat pesimistis yang tidak berani menjawab tantangan. Walau saya selalu bertanggungjawab pada tugas yang saya dapat, namun dalam memenihi tugas tersebut saya selalu depresi pada ketakutan saya sendiri, dan menilai diri saya terlalu tidak kompeten.

Hidup memang tidak pernah sempurna, dan baru kali ini saya mengakui semua kekurangan saya. Saya ingin menjadi lebih baik entah bagaimana caranya saya ingin belajar, karena lagi-lagi saya harus ingat bahwa saya adalah madrasah pertama bagi anak saya. Saya harus mempersiapkan anak saya menjadi pribadi pejuang.Dan bagaimana saya dapat memberi contoh pada anak saya jika saya sendiri masih belum dapat lepas dari masa lalu saya hehe.....

Untuk teman-teman yang membaca blog saya kali ini,
Penting untuk terus dapat menggali dan mengenali diri sendiri untuk dapat mengetahui apa yang harus diperbaiki dan supaya dapat melanjutkan hidup lebih baik

Semoga saya, kamu dan kita semua menjalani hidup dengan terus memperbaiki diri, walau sulit.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar