Selasa, 13 Desember 2016

Resolusi 2017

Resolusi 2017

Well, ampas banget gak sih nulis resolusi hahaha. Tapi penting sih nyusun resolusi, supaya tujuan hidup lebih terarah.

Teoritis? Iya tapi bukankah seluruh penemuan dimuka bumi ini sebelumnya berbentuk teori? Hihik

Melihat kebelakang, resolusi 2016 saya hanya tentang menabung DP rumah. Kebetulan saya tidak punya big plan di 2016. Karena tidak memiliki big plan, jadi saya merasa keuangan saya bisa diatur untuk menabung DP Rumah dan kemudian membeli rumah pada tahun 2018.

Tapi Tuhan ternyata berkehendak lain. Tuhan Maha Bercanda.

Pada awal tahun 2016, saya dan suami saya melakukan pindah kependudukan dari wonosobo kota masa kecil saya ke solo tempat orangtua saya tinggal.

Dan, sambil bercanda suami saya bilang : "udahh nih, KTP dulu jadi disini, habis ini KPR disini"

Dan benar saja, tidak sampai 6bulan, kami diberi jalan KPR dengan skema yang memudahkan kami dan sesuai dengan kemampuan dan tabungan kami. Dan KPR ini realisasi di tahun 2016. 2tahun lebih cepat dari resolusi kami tahun 2018.

Lalu resolusi kami 2017?

Saya pernah membaca suatu artikel, bahwa definisi hidup mapan adalah 
1. Bisa mencukupi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan, alat transportasi,asuransi)
2. Bisa menjalankan passion untuk aktualisasi diri

Well, sandang sudah, pangan allhamdulillah, papan allhamdulillah , alat transportasi sudah ada yang layak tapi semoga bisa diberi rejeki untuk mendapatkan yang lebih nyaman untuk keluarga kami yang sudah bukan 2 personil saja melainkan 3 dengan bita. (Semoga)

Dan, ASURANSI. Asuransi ini banyak yah, asuransi jiwa, kesehatan, pendidikan, kendaraan . 

Dari keseluruhan asuransi, mungkin saya hanya punya asuransi kesehatan yang notabene fasilitas dari kantor. Dan resolusi 2017 kami adalah mulai menata keuangan untuk mempersiapkan dana asuransi pendidikan bita. Bismillah semoga kami diberi kemampuan finansial untuk ini.

2017, bita akan menginjak usia 2tahun. Dan mungkin mulai usia 2tahun, saya akan mulai mencari sekolah preschool yang serius dan sesuai dengan pola asuh yang ingin saya terapkan untuk bita. Ya, sekarang bita masih bersekolah di Paud dekat rumah, tapi tahun depan jika Tuhan memberi kecukupan rejeki untuk saya menyekolahkan bita, maka kesempatan ini ingin saya gunakan agar bita sekolah di preschool baru.

Dan sepertinya untuk menjalankan passion,kami masih harus menunda dulu. Karena passion dan aktualisasi diri pasti butuh biaya besar hahahahaha. 

Iya, mungkin kami masih jauh dari mapan. Kami masih belajar menjalani rumahtangga kami dengan pola dan alur yang sesederhana mungkin. Mengambil segala keputusan dengan logika dasar agar terhindar dari keinginan yang ambisius.

Dan untuk mengisi rumah juga sepertinya belum dapat kami realisasikan tahun 2017 melainkan ditunda sampai 2018 , toh juga rumah kami belum terburu-buru kami tinggali. Saya masih mengontrak di surabaya dan suami masih indekost di jakarta :)

Well, apa resolusimu tahun 2017?



Jumat, 09 Desember 2016

Niat menyapih bita (?)

Niat menyapih bita (?)

Pada awalnya, saya bercita-cita menyapih bita di usia bita 2tahun. Niat yang begitu ambisius jika dibandingkan usaha saya.

Hingga setelah bita berusia satu tahun, saya mulai mengenalkan susu UHT untuk bita. 

Dengan pertimbangan, karena setelah usia satu tahun, bayi sudah memiliki pencernaan seperti orang dewasa.

Kok gak sufor? 

Sufor itu digunakan untuk menggantikan asi di 6bulan pertama jika si ibu memilih untuk tidak memberi asix dan dilanjutkan pada masa makanan pendamping sampai usia satu tahun.

Ketika sudah berusia satu tahun, susu sapi sudah bisa dikonsumsi, dan gizi nutrisi bisa optimal didapat dari makanan. Lantas untuk apa sufor? Semua kandungan sufor ada di banyak kombinasi makanan sehari-hari.

Saya mengenalkan UHT pada bita lebih kepada karena bita masih menyukai susu, bukan ke nilai gizinya. Titik berat asupan nutrisi bita saya pusatkan pada makanan yang dikonsumsi. 

Sampai dengan usia bita saat ini 18bulan , saya masih memberi asi di malam hari dan pagi hari. Sedangkan siang full susu UHT dan saya hanya sesekali pumping dikantor karena kesibukan yang padat.

Hingga suatu hari suami saya berkomentar tentang berat badan saya yang kian ringsek dan suami saya sudah mulai kangen untuk memiliki saya "seutuhnya" lagi.

Kemudian saya mulai mengamati bita, apakah anak ini siap untuk disapih. Saya mulai browsing cara menyapih dan belum ada yang masuk dalam pikiran saya untuk saya praktekan.

Tapi saya jelas berniat untuk menyapih. 
Karena,
1. Konsumis bita atas makanan sangat memuaskan. Mulutnya hampir tidak bisa diam untuk tidak mengunyah. Sehingga saya harus selalu siap stok cemilan bita disamping saya juga memberikan suplemen vitamin

2. Bita tidak memiliki riwayat alergi susu sapi, sehingga UHT aman untuk bita dan bita juga tidak kecanduan dot, sehingga saya merasa nyaman PR saya hanya melepas "nenen"

3. Saya kembali membuka ayat AL QURAN tentang menyusui, bahwa usia 2tahun itu anjuran terbaik, tentang usia berapa anak boleh disapih disebutkan bahwa itu adalah hasil mufakat suami dan istri

Kebetulan, akhir bulan ini bita akan berlibur ke solo tanpa saya (saya lembur akhir taun dikantor), saya akan menilai lagi sejauh mana bita bisa fight tanpa nenen. Karena selama ini bita masih nenen menjelang tidur dan masih suka terbangun untuk nenen di malam hari.

Saya tidak menyangka bahwa proses menyapih akan se emosional ini, saya yang sudah memiliki niat merasa seperti akan kehilangan tatapan manisnya ketika bita dalam dekapan saya, saya takut apakah bita akan merasa kehilangan dan diabaikan jika saya "melepas" ritual nenen nya.

Well wish me luck !