Tentang suamiku denny...
"Udahlah kamu tuh POL MENTOK KEJEDOT sama aku" begitu katanya waktu dia bilang "aku sayang banget sama kamu" tapi ku jawab dengan candaan "aku enggak tuh"
Walau dalam hati aku membenarkan apa yang kamu ucapkan itu, hanya gengsiku terlalu tinggi untuk meng-iyakan
Kamu memang bukan siapa-siapa, bukan anak pejabat atau pengusaha Tentang suamiku denny...
Kamu memang bukan siapa-siapa,bukan penyandang gelar sarjana lulusan universitas negri bergengsi atau pegawai oil and gas company dengan gaji diatas 20juta/bulan
Kamu memang bukan siapa-siapa , hanya laki-laki yang ingin aku habiskan waktunya bersamaku hingga akhir hayat
Kamu hanya laki-laki , yang bisa menerima segala kekuranganku
Aku bukan siapa-siapa, aku hanya perempuan yang tidak begitu pandai, bahkan nyaris tidak punya kelebihan
Aku tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga dan memasak, tapi kamu menganggapku bernilai karena bisa menjadi partner dalam mengambil banyak keputusan dalam menjalani kehidupan
Ketika orang lain melihat banyak sekali kekuranganku, yang kamu tunjukan padaku adalah kelebihan-kelebihanku, sehingga aku merasa berarti sebagai manusia
Kamu bilang, aku suka nuntut dan itu terkadang memberatkanmu, tapi kamu mengakui kalau tuntutanku demi kebaikan bersama. Kamu bilang aku hampir tidak pernah memberatkanmu dalam hal tuntutan "wanita" yang sifatnya material/kesenangan pribadi
Kamu dan aku sadar, yang menyatukan kita bukan sifat tapi visi dan misi hidup kita yang sama
Sifatku yang keras dan egois membuatmu terganggu karena harus terus mengalah, sifatmu yang kurang Peduli, tidak peka , dan nyaris tidak berinisiatif membuatku gerah karena terkadang membuatku kuwalahan
Tapi pandangan hidup kita sama, kita melihat semua yang kita dapatkan sekecil apapun sebagai nikmat yang harus disyukuri, dan itu sangat membantu membuat hidup kita lebih ringan,
Kita sama karena bercita-cita hidup dalam kesederhanaan yang bersahaja , dan itu membuat kita dapat mengendalikan keinginan kita dan mengutamakan apa yang lebih kita butuhkan
Ketahuilah sayang,
Aku bahagia menjadi istrimu, walau bertemu denganmu harus melewati ribuan kilometer dan tiket jutaan rupiah hanya untuk sekali kunjungan
Kamu adalah nafas hidupku,
Mungkin dulu sebelum menikah, aku bahkan hampir jarang menanyakan keberadaanmu, tapi setelah menjadi istrimu , nafasku sesak ketika lebih dari berjam-jam handphonemu mati tanpa keterangan
Bukan, bukan aku curiga tapi kekhawatiran tentang keselamatan dan kesehatanmu menjadi hal terpenting dalam otak dan hatiku
Kamu adalah pendukungku, walau terkadang aku bilang kamu tidak pernah menjadi supporterku, tapi sungguh semua hal berat yang ku lewati tidak akan berjalan mudah tanpa kesabaranmu mendengarkan jerit tangisku dititik-titik rendah dalam hidupku
Kita adalah 2 manusia biasa yang harus terus belajar, memperbaiki diri , dan terus mengharap Tuhan selalu memberkati setiap langkah hidup kita
Jumat, 22 Mei 2015
Selasa, 19 Mei 2015
Hidup dimulai dari kapan???
Hidup dimulai dari kapan???
Minggu lalu waktu suamiku apel ke solo , bertepatan dengan pengumuman kelulusan SMA
Tiba-tiba ingatanku kembali ke saat-saat kelulusan SMA dan mulai cari universitas.
Yuppp karena aku tau kemampuanku seberapa jadilah aku gak banyak ikut tes masuk S1 di universitas2 besar seperti UM UGM . Yaaa karena buatku jelas "gak mungkin ketrima"
Walau ortuku maksa untuk ikut SPMB dan aku turutin , tapi aku tau FIX gak akan masuk , dan ternyata bener hahahaha . Otakku gak se cemerlang itu untuk lulus SPMB yang waktu itu aku ambil di UNS.
Setelah 8tahun melewati kelulusan SMA, barulah terasa bahwa setelah lulus SMA itu hidup kita dimulai, setelah lulus SMA langkah yang kita ambil mempengaruhi bener masa depan kita .
Kelulusan SMA berdampak pada , kita kuliah dimana, kita kuliah dimana berdampak pada kualitas pergaulan kita, kualitas pekerjaan yang bisa kita dapet , daaaaan KUALITAS JODOH KITA .
Sebagai contoh anak Lulusan UI yang akan punya pergaulan positiv dengan lingkungan yang energinya bagus yang sebagain besar alumnusnya jadi orang besar, kualitas pekerjaan yang gak usah ditanyain , dan jodoh yang minimalllll anak UI juga atau nyebrang dikit ke ITB dan luas juga kesempatan untuk dapet lulusan luar negri . Iyaaa kadang hidup sesempurna itu .
Walau yaaa kita bisa bilang "gak tentu juga looo" !! Ya emanggg , bukan berati itu akan benar 100% ! Bukan berati yang lulusan dibawah grade UI/ITB/UGM terus gak punya kesempatan yang sama, ya gak gitu juga, itu kan cuma CONTOH aja. Yang non perguruan tinggi negri dengan grade tinggi/perguruan tinggi swasta tapi bisa terima slip gaji oil and gas company 2digit per bulan juga banyak, yang perguruan tinggi negri grade tinggi tapi gajinya UMR mungkin juga ada.
Dan kebetulan itu kejadian juga di aku, karena cuma lulusan D3 jadi pilihan pekerjaannya gak banyak, tapi yaaa rejeki orang masing2 sih yaaa , punya suami ya yang kata diaaa "kamu tu mentok kejedot sama aku, haha" seakan2 aku gak bisa punya banyak pilihan lain juga mungkin yahhh menurut dia, hahahaha. Tapi nyatanya aku punya banyak temen sukses juga kok yang kita liatnya ikut bangga .
Itu contoh aja ya, bukan mutlak patokan hidup .
Judul diatas jelas "hidup dimulai dari mana"
Judulnya bukan ukuran sukses seseorang dilihat dari universitasnya, bukaaaannn lo ya!
Ukuran sukses seseorang itu cuma 1 yaitu "keadaan sekarang yang lebih baik daripada keadaan dimasa lalu , yang hasilnya dinikmati dari kerja keras diri sendiri"
Kalo aku belum bisa dibilang sukses, karena kehidupanku sekarang belum ada apa-apanya sama fasilitas orangtua yang diberikan sama aku dulu. Tapi kembali lagi , jangan lupa panjatkan syukur yang tinggi atas pencapaian kita selama ini, sungguh yang kita bisa lakukan dimasa muda sekarang adalah kerja keras demi masa tua yang nikmat . Jangan kerja keras di masa tua , aammiin
Minggu lalu waktu suamiku apel ke solo , bertepatan dengan pengumuman kelulusan SMA
Tiba-tiba ingatanku kembali ke saat-saat kelulusan SMA dan mulai cari universitas.
Yuppp karena aku tau kemampuanku seberapa jadilah aku gak banyak ikut tes masuk S1 di universitas2 besar seperti UM UGM . Yaaa karena buatku jelas "gak mungkin ketrima"
Walau ortuku maksa untuk ikut SPMB dan aku turutin , tapi aku tau FIX gak akan masuk , dan ternyata bener hahahaha . Otakku gak se cemerlang itu untuk lulus SPMB yang waktu itu aku ambil di UNS.
Setelah 8tahun melewati kelulusan SMA, barulah terasa bahwa setelah lulus SMA itu hidup kita dimulai, setelah lulus SMA langkah yang kita ambil mempengaruhi bener masa depan kita .
Kelulusan SMA berdampak pada , kita kuliah dimana, kita kuliah dimana berdampak pada kualitas pergaulan kita, kualitas pekerjaan yang bisa kita dapet , daaaaan KUALITAS JODOH KITA .
Sebagai contoh anak Lulusan UI yang akan punya pergaulan positiv dengan lingkungan yang energinya bagus yang sebagain besar alumnusnya jadi orang besar, kualitas pekerjaan yang gak usah ditanyain , dan jodoh yang minimalllll anak UI juga atau nyebrang dikit ke ITB dan luas juga kesempatan untuk dapet lulusan luar negri . Iyaaa kadang hidup sesempurna itu .
Walau yaaa kita bisa bilang "gak tentu juga looo" !! Ya emanggg , bukan berati itu akan benar 100% ! Bukan berati yang lulusan dibawah grade UI/ITB/UGM terus gak punya kesempatan yang sama, ya gak gitu juga, itu kan cuma CONTOH aja. Yang non perguruan tinggi negri dengan grade tinggi/perguruan tinggi swasta tapi bisa terima slip gaji oil and gas company 2digit per bulan juga banyak, yang perguruan tinggi negri grade tinggi tapi gajinya UMR mungkin juga ada.
Dan kebetulan itu kejadian juga di aku, karena cuma lulusan D3 jadi pilihan pekerjaannya gak banyak, tapi yaaa rejeki orang masing2 sih yaaa , punya suami ya yang kata diaaa "kamu tu mentok kejedot sama aku, haha" seakan2 aku gak bisa punya banyak pilihan lain juga mungkin yahhh menurut dia, hahahaha. Tapi nyatanya aku punya banyak temen sukses juga kok yang kita liatnya ikut bangga .
Itu contoh aja ya, bukan mutlak patokan hidup .
Judul diatas jelas "hidup dimulai dari mana"
Judulnya bukan ukuran sukses seseorang dilihat dari universitasnya, bukaaaannn lo ya!
Ukuran sukses seseorang itu cuma 1 yaitu "keadaan sekarang yang lebih baik daripada keadaan dimasa lalu , yang hasilnya dinikmati dari kerja keras diri sendiri"
Kalo aku belum bisa dibilang sukses, karena kehidupanku sekarang belum ada apa-apanya sama fasilitas orangtua yang diberikan sama aku dulu. Tapi kembali lagi , jangan lupa panjatkan syukur yang tinggi atas pencapaian kita selama ini, sungguh yang kita bisa lakukan dimasa muda sekarang adalah kerja keras demi masa tua yang nikmat . Jangan kerja keras di masa tua , aammiin
Langganan:
Postingan (Atom)