Sabtu, 23 Agustus 2014

LONG DISTANCE RELATIONSHIP


PASANGAN LDR

Di era sekarang , semakin berkembang pasangan LDR atau mungkin menjadi trend . kok bisa bilang trend ?? emang apa aja faktornya ?? bedanya apa sama jaman dulu jaman mama papa kita?

Bedanya,

  1. sekarang sudah banyak perekrutan pegawai dengan system ODP atau MT ,  system perekrutan calon2 pemimpin muda di suatu perusahaan, yang harus rela di tempatkan di seluruh Indonesia . bahkan bukan jalur itu pun , jalur staf pelaksana biasa di perbankan dan beberapa instansi tetap di rolling di beda2 kota.
  2. sekarang perempuan sudah terdoktrin sejak kecil , bahwa mereka harus mandiri secara finansial . mama-mama kita (berdasar pengalaman hidupnya baik sebagai ibu rumah tangga atau wanita karier) berpesan sejak kecil kepada kita
“ nak , kalo udah besar harus kerja ya , mandiri supaya kalo beli apa2 gak minta suami”
  1. sekarang banyak perempuan yang sekolah tinggi s1, s2, s3 yang bahkan ambil jurusannya , jurusan “laki-laki” seperti teknik sipil dll dan sebagian besar dr mereka tidak akan membiarkan value dari ijazah nya yang di dapatkan dr biaya, keringat dan air mata hanya dibayar dengan status “ibu rumah tangga” .
  2. gaya hidup yang sangat berbeda dengan jaman dulu (kalo tas,sepatu,jam daridulu udah mahal yah harga sesuai kwalitas gak usah dibahas) , jaman sekarang gadget udah semakin gila harganya , fashion baju bahkan hijab semakin gerak , KRIM PERAWATAN MUKA DAN MAKE UP yang mahal , dan belanja online yang semakin merajalela membuat perempuan harus pegang uangnya sendiri . karena kadang pria akan syok tentang kebutuhan2 wanita yang gak ada dalam pikiranya.

yaaa, itulah yang menjadi beberapa faktor kenapa LDR menjadi tren , semua sebenanya hanya focus pada 1 tujuan , yaitu peningkatan kesejahteraan hidup .

Di sini perlu aku gariskan bahwa LDR adalah pilihan dan pilihan itu pasti memiliki alasan, pertimbangan masing2, sehingga TIDAK ADA YANG PALING BENAR dari solusi2 yang mungkin aku tulis disini karena kembali lagi setiap rumah tangga punya kebijakannya masing2 atas pertimbangan2 kondisi dari mereka yang menjalani . sehingga , disini sifatnya hanya sharing .

Kenapa memberikan solusi pada pasangan LDR tidak semudah itu ?
Orang2 biasanya Cuma kasih solusi
“kenapa sih kok kamu gak resign aja ngikuti suami”
Atau
“ kenapa sih suamimu atau kamu gak pindah aja cari kerja di kota yg sama”
Dan kita yang menjalani hanya bisa menjawab dalam hati , SEANDAINYA REJEKI ADA DITANGAN KITA SENDIRI .

Jadi sodara2 , LDR bukan hanya suami dikota medan , istri di jogja , bukan hanya tentang itu,
Ada tipe2 LDR dengan modelnya sendiri2

TIPE-TIPE LDR

  1. yang 1 kerja di BUMN/SWASTA/BANK yang bisa ditempatkan di seluruh Indonesia , pasangannya kerja di INSTANSI PEMERINTAH/SWASTA yang gak punya cabang di luar kota sehingga paten di 1 kota
Contoh : suami BUMN  di Angkasa Pura 1 penempatan di Surabaya , istri PNS daerah di solo

Pasangan tipe ini (kalo memutuskan LDR) biasanya punya solusi menetap di kota si istri sedangkan suaminya pulang dengan jadwal tertentu ,dan jangan lupa sang suami harus siap pindah2 sesuai SK yang turun ditangannya .

  1. 2-2nya kerja di BUMN/SWASTA/BANK , jadi 2-2nya penempatan di seluruh Indonesia
Contoh : suami pertamina di kalimantan, istri PLN di lampung

Pasangan tipe ini (kalo memutuskan LDR) biasanya punya solusi, walaupun jauh2an mereka tetap punya homebase dikota yang disepakati , dengan jadwal ketemuan dan tempat ketemuan yang disesuaikan kondisi .

  1. yang 1 kerja di BUMN/SWASTA/INSTANSI PEMERINTAH yang gak dipindah2 menetap di 1 kota , pasangannya pun mengalami kondisi yg sama tapi dikota yang berbeda
contoh : suami di KEMENTRIAN BUMN di Jakarta ,. Istri di BUMN Semen Gresik yang Cuma ada di gresik .

Pasangan tipe ini (kalo memutuskan LDR) biasanya punya solusi menetap di kota si istri dan suaminya pulang dengan jadwal tertentu .

  1. yang 1 kerja di suatu tempat yang gak bisa di susul sama sekali atau bahkan dengan jangka waktu tertentu baru bisa ketemu istri
contoh : suami di SITE PROYEK/TNI/POLRI/DOKTER INTERNSHIP penempatan pelosok atau PELAYARAN , dan istrinya yang baik kerja/ibu rumah tangga tetep gak bisa mengikuti suami

Pasangan ini sih gak punya solusi lain selain LDR . istrinya menanti dengan setia menetap di suatu kota yang ditentukan berdua , dan suaminya akan pulang sesuai ketentuan jadwal dari instansi terkait .

KOMPLEX KAN??????????????????hahahahahahhaha!!!

Untuk no 4 , gak usah kita bahas dulu yah karena udah jelas gak ada pilihan lain selain LDR  :p

Untuk no 1,2 dan 3 harus dilemma antara mengikuti suami atau mempertahankan karier .

Dewasa ini para perempuan sudah semakin REALISTIS , REALISTIS BEDA DENGAN MATREALISTIS . REALISTIS adalah ingin mendapatkan pasangan yang mapan untuk kesejahteraan keluarganya di masa depan , memastikan anak2nya tumbuh dengan makanan,fasilitas kesehatan dan pendidikan yang terbaik , sedangkan MATREALISTIS hanya ingin pasangan mapan untuk kesenangan pribadi atau hanya masalah barang2 mewah.

Nah di mana sih para wanita realistis ini hunting pasangan mapan kalo gak dari ODP-ODP bank2 besar , MT-MT perusahan2 BUMN atau MT perusahaan2 swasta (tambang,kelapa sawit dll), TNI/POLRI/DOKTER yang resiko penempatan kerjanya dipelosok ,dan PNS-PNS kementrian, serta Jajaran dibawah kemenkeu yang penempatannya di seluruh Indonesia (bea cukai, pajak). (pengusaha gak usah dibahas ya walaupun termasuk di hunting , kan gak ngaruh sama LDR)

Tapi pun para wanita realistis ini kadang dalam bahasa jawa itu mereka ORA SEMBODO , mereka mau punya pasangan dari kalangan orang2 itu atau malah bekerja sebagai wanita karier di kalangan2 itu tapi nanti pusing harus menghadapi LDR , pusing harus milih antara mengikuti suami atau mempertahankan karier .

Walau yaaa, seharusnya sejak awal memutuskan pacaran sudah punya planning akan seperti apa. bukan besok nikah , hari ini masih kebakaran jenggot mikirin pilihan apa yang dipilih .

Sebelum menentukan pilihan , apa aja sih factor2 yang menjadi pertimbangan untuk ‘YAK PILIHANKU INI , MENGIKUTI SUAMI AJA”  atau sebaliknya .

Ini tentang “SIAP KAH KAMU?”

1.     MASALAH FINANSIAL
Kalo dr sebelum menikah kamu sudah resign dulu dan jadi ibu rumah tangga ketika menikah kayaknya gak akan pengaruh banyak ya di kehidupan rumah tangga untuk masalah finansial, karena dr awal nikah sudah terbiasa 1 pendapatan , tapi lain lagi kalo udah berjalan pernikahannya terus ditengah2 memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga , karena terbiasa 2 pendapatan untuk pencadangan post biaya trus tiba2 gak ada , ini perlu adaptasi yang sudah direncanakan matang sebelumnya .

2.     MASALAH EGO YANG TERGANGGU
Kalo sebelum nikah kamu bekerja maka selain punya gaji yang merdeka (merdeka untuk digunakan beli apa aja ataupun diapain aja) kamu juga punya lingkungan social untuk bersosialisasi . 
tapi jika tiba2 kamu resign , siap kah kamu ? kehilangan kemerdekaan atas uangmu sendiri itu ? karena apapun yang kamu beli nanti semua under control dan harus menurunkan egomu untuk minta pada suami dan itu belum tentu diturutin ya. 
inget yaaa, sepatu merah hati merah cabe aja beda lo buat perempuan dan bisa jadi harus punya 2-2nya karena kecocokan baju kita harus pake sepatu yang mana, apakah suami kita tau problem wanita sedetail itu???
atau siapkah kamu punya dunia sehari2 yang biasa ngobrol sama temen kantor, makan siang, hangout pulang kerja dll, tiba2 duniamu hanya dirumah , kamar ,ruang tamu , ruang makan , TV ,dan social media.  dan jika suamimu penempatan di kota yang jauh dr temen2mu dan keluargamu , maka fix km harus mencari kenalan baru , dan itu gak mudah .

3.     MASALAH KEPERCAYAAN
Kalo kamu memutuskan untuk tetap berkarier , siapkah kamu meninggalkan sifat posesifmu , siapkah kamu percaya atas semua kata2 suamimu tentang kegiatannya ??
LDR itu seperti mainan PATH , kita gak tau sama sekali dia ngelove status/moment siapa, kita gak tau dia di tag place dimana sama temen pathnya yang bukan temen path kita , kita gak tau temen2 pathnya keseluruhan, bahkan ada inner cycle yang bikin dia bisa milih siapa yang liat momentnya. yang kita tau yaaa apa yang pengen di update aja , kita gak tau juga check in placenya jujur apa gak .
apakah km siap??

siapkah kamu MANDIRI , apa2 sendiri ketika yang lain dibantu suaminya , siapkah km menjalani tugas gandamu sebagai ayah sekaligus ibu di rumah ketika suamimu sedang tidak pulang ??? dan jangan lupa ?? derasnya pengaruh orang lain seperti “ati2 looo suamimu diambil orang” atau “masa ya kamu tau suamimu tu gak bohong kalo dia rapat apa gak” , seriously so hard to face it .


Sekarang aku sharing tentang pengalaman yang aku alami , aku bekerja di Bank BUMN Bank Mandiri yang penempatannya dipindah2 , aku bukan ODP hanya pegawai biasa , tapi kemungkinan dipindah kota masih ada . sedangkan suamiku adalah MT perusahaan BUMN yaitu Wijaya Karya .

Aku mengalami 2 fase LDR , yang pertama suamiku ditempatkan di pelosok kalsel di Proyek PLTU , 3bulan bekerja , 1minggu libur . dan sekarang suamiku ditempatkan di kantor pusat di Jakarta , sedangkan aku masih ditempatkan di Surabaya (sebelumnya ditempatkan di gresik)

Pada saat  pacarku (sekarang suami) penempatan di proyek , everything going so well , karena aku tidak harus dihadapkan pada PILIHAN ikutin/gak (gimana mau milih , wong site nya di pelosok banget), jadi yahhhh aku enjoy aja menjalani LDR karena setiap libur juga liburnya panjang  .  biaya hidup dan tempat tinggal ditanggung kantor , pesawat PP untuk setiap jatah pulang di tanggung kantor , jadi gaji utuhhh dan membuat kami bisa nabung maksimal buat beli asset sama modal nikah .

Kemudian setelah menikah , turunlah SK pemindahannya ke kantor pusat . luar biasaaaaa ini butuh adaptasi besar , hahaha. Penempatan kantor pusat tidak diberi fasilitas biaya hidup dan tempat tinggal apalagi tiket jatah pulang , dan yang paling sedih , libur ikut hari kalender dan itu yang bikin jadwal susah ketemu .

Setelah penempatan Pusat itu akhirnya perencanaan awal yang tadinya sudah oke jadi mulai goyang , karena jadi ada pilihan mengikuti atau tetap sendiri2 . jadwal ketemu yang susah dan mahalnya cost ketemuan membuat  kita harus punya beberapa alternative . karena jarak Jakarta-surabaya yang hanya bisa terhandle pesawat (kereta+bis habis memakan waktu >12jam perjalanan) .

Kenapa sulit sekali bagiku memutuskan mengikuti suami untuk pindah Jakarta???oke aku sharing pemikiranku sedikit yah ,,

Aku pernah baca diskusi living in Jakarta , SIAPA YANG BISA BELI RUMAH DI JAKARTA??? JAKARTA LO YAAAAA BUKAN DEPOK, TANGERANG , BEKASI, BOGOR DLL,bahkan dalam diskusi itu gaji 20juta aja gak cukup tuh buat beli rumah di Jakarta ,yang bisa beli RUMAH dijakarta ya cuma MILYUNER . 
itulah kenapa APARTEMEN TIPE STUDIO , jadi solusi tempat tinggal karena masih terjangkau KPR bagi newbie dan apartemen itu asset produktif yang likuid dan sangat mengurangi transportation cost karena letak strategisnya). ini ada link bagus tentang sharing tentang diskusi tinggal dijakarta mungkin berguna
 http://t.co/hpGt0f6kHC

Daaaaaaaann seandainya nihhh pada kasusku, karena suamiku kerja di Jakarta timur tepatnya di cawang , mungkin lokasi paling deket untuk beli rumah di bekasi yahhh ,

jadi, kalo aku dan suami ditanya orang
 
“ rumah nya dijakarta mana mas/mbak? “

“ jakartanya di bekasi mas “

Itu ibarat orang Tanya

 “rumahnya di Jogja mana mas?” dan di jawab “Jogjanya di klaten mas “ (contoh secara ekstrim kalo di ibaratkan di daerah)
oke mari kita liat tingkat keruwetannya ,

dari rumah menuju kantor harus berangkat jam berapa ? dr kantor kerumah sampainya jam berapa ? berapa waktu kita istirahat dimalam hari ???

berapa biaya yang dikeluarkan untuk ongkos transportasi dari rumah-kantor-rumah ??

-       BBM yang harus dikeluarkan selevel perjalanan luar kota di daerah (belum sama BBM yang terbuang saat macet) ,
-       uang tol rumah-kantor-rumah (gak ada cost ini untuk daerah bahkan jalur luar kota , tolnya gak sampe 20ribu) ,
-       berapa ongkos service kendaraan jika terjadi kerusakan dengan cara keja mobil yang di pacu sedemikian keras nya untuk menghadapi jalur panjang , kemacetan dan bahkan banjir ???
-       atau untuk kendaraan umum , berapa ongkos kendaraan umum yang kita keluarkan , yang gak seperti didaerah dari A mau ke B cukup naik angkot 1x , dijakarta angkot ganti kereta ganti trans Jakarta ganti ojek baru sampe tujuan .
(mungkin yang masih ngekos dideket kantor belom ngerasain ya .)

aku gak begitu bisa memprediksi yaa kalo dijakarta ,tapi waktu aku penempatan di gresik dan setiap wiken aku pulang ke Surabaya kerumah tanteku. jarak Surabaya-gresik (gresik kantor lama ku itu dipinggiran) jaraknya dr surabaya sekitar 32,4km (sesuai GPS) dengan waktu tempuh rata2 1.5-2jam via tol.
cost yang aku keluarkan untuk BBM 600rb/bulan (waktu itu aku masih pake mobil 1000cc alias irit BBM , jalanan lancar) dan uang tol 15rb untuk 1x jalan, perbulannya jadi 15rbx2x4=120rb berati 720rb hanya pulang setiap wiken,bukan setiap hari PP!!! (dan tanpa mengalami kemacetan)
itu contoh di surabayaaaa doang ya . kalo kerja dijakarta dan tinggalnya di BODETABEK (yang secara umum jaraknya sama atau lebih dengan jarak yang aku tempuh itu dan macet)?? Dengan jalur itu setiap hari ??? itung sendiri yah hahaha !!

nah kalo aku tinggal di bekasi untuk mengikuti suami kerja di Jakarta timur , dan ternyata aku ditempatkan di tangerang selatan misalnya ??????karena mengingat Bank Mandiri di wilayah jakarta meliputi jabodetabek itu buanyaaaakkk banget!!!
ongkos2 diatas bertambah 2x lipat untuk ongkosku dan ongkos suami . dan jangan lupa tingkat kesetresan yang tinggi untuk hidup di ibu kota , terutama menghadapi perjalanan rumah-kantor-rumah dan living costnya itu. belum lagi angsuran KPR , angsuran mobil , transportaion cost , kalo mobilnya Cuma 1 berati pasangannya rela naik public transport yang costnya juga gak kalah mahal .

kalo aku sama suami masih menganggap , dia dijakarta , aku di daerah is the best choice . mungkin Karena sebagian besar orang di kantornya suamipun punya kebijakan seperti itu atas rumah tangganya ya, seiring dengan bisa kapan saja SK penempatan proyek turun ketangannya yang tidak memungkinkan aku ikut .
Sementar ini aku dan suami yahh kalo janjian ngedate yah ketemunya di solo , jarak Surabaya-solo hanya 4jam dan tarif kereta yang terjangkau , serta kemudahan akses suami juga dari jakata ke solo hanya 8jam (tidak harus naik pesawat , kereta+bis masih bs terhandle waktunya) solo. dan setidaknya disolo kita punya tempat berteduh, walau masih fasilitas dr orangtua (sementara sampe bisa punya rumah sendiri).

ini foto aku ambil dari stasiun balapan solo waktu aku ngedate sama suami minggu lalu hahaha , liat dong jarak jakarta ke surabaya parahhhhh jauhnya T______T
 

kembali lagi ke kebijakan masing2 rumah tangga, semua punya pertimbangan sendiri, punya cara berpikir sendiri yah . semua punya the best choice sendiri2 . mungkin ada suami yang menetapkan istrinya harus ikut , atau istri yang merasa tidak mampu sendiri , semua sah2 aja ,kan kalian tau apa yang terbaik untuk kalian.

Dan juga sharing ku tentang living in Jakarta ini GAK ADA HUBUNGANNYA SAMA SEKALI  DENGAN PASANGAN YANG SAMA-SAMA BEKERJA DI JAKARTA DARI AWAL yah, karena mereka berbeda kondisi dengan kita yang LDR . kalo kita yang LDR kan punya alternative pilihan ikut suami atau gak.
beda dengan mereka yang sudah terbiasa dengan living cost di jakarta sejak masih single . dan aku yakin mereka sudah sangat matang dengan planning hidup dijakarta , beda dengan kita . 
apalagi kalo pasangan kerja dijakarta 1 komplek kawasan (1 kawasan kuningan misalnya) atau bahkan yang 1 kantor , itu rejeki bangetttt :'))))))))))) , iritnya pol2an yah hehehehe transportasi bisa bareng , berangkat bareng , pulang bareng , tidur barenggg duoooohhhhh .....

nah penjabaranku tadi sebagai bahan pertimbangan bagi pasangan LDR aja terutama yang suaminya ada kemungkinan dipindah2 lagi kekota lain alias dijakartanya Cuma selama SK masih berlaku disana.

dan yang paling penting, apapun pekerjaan suami kita , berapapun rejeki yang kita terima yaa harus disyukuri , tdk perlu khawatir orang lain sudah memiliki apapun terlebih dulu , dan itu juga bukan suatu perlombaan untuk di liat mana yang punya duluan.  karena rejeki bukan ditangan kita ,  dan pasti kita akan mendapat giliran kita juga . hidup mapan bukan tentang apa yang jadi pendapat orang tentang kepemilikan, tapi tentang kamu yang hidup cukup , SESUAI DENGAN GAYA HIDUP YANG KAMU PILIH DI LEVEL MANA .





Tidak ada komentar:

Posting Komentar