Sabtu, 16 Maret 2019

Akhirnya waktunya datang juga

Akhirnya saat ini datang juga...
Saat dimana surat resign aku ajukan di perusahaan yang tadinya ku pikir akan menjadi tempat bernaungku sampai usia pensiun (usia pensiunku 46tahun secara SK)

sejak tahun 2015 aku mengajukan mutasi atas permintaan sendiri ke solo, tapi hingga 2018 permohonanku ini belum bisa terfasilitasi.

Aku merasakan semua pimpinanku sudah turun tangan untuk membantu, tapi sepertinya Tuhan belum mengijinkan

Tahun 2019 bita mau masuk TK, bita semakin besar, semakin banyak aktivitaa dan semakin butuh “ruang pribadi”, dan itu tidak bisa aku berikan di kontrakanku yang merupakan lantai 2 rumah tanteku.
Jelas itu menganggu keluarga dilantai bawah...bita yang suka ngomong kenceng-kenceng, bita yang lari kesana kesini atau suara kerasku ketika memarahi bita saat bita sedang tidak mendengarkan aku

Oke...mungkin memang sudah waktunya kami pindah kerumah kami sendiri, rumah yang sudah menjadi cicilan KPR dalam 2,5taun. Rumah kecil tapi akan menjadi ruang privasi kami

Aku dan denny sudah membuat rencana jika memang aku harus resign. Maklum, aku masih menjadi bagian dari sokongan finansial keluarga kecil kami

Sebelum aku resign, keuangan harus ditata terlebih dulu...terutama proteksi.

Setelah memperhitungkan finansial barulah mulai aku menata mental untuk keluar dari zona nyaman diinstansi yang memberiku gaji lebih dari 20x dalam setahun, fasilitas kesehatan, pensiun, jam pulang yang kebetulan bisa ku atur tidak terlalu banyak lembur, pimpinan yang terbuka dll

Sebulan menjelang aku menyerahkan surat ini ke pimpinanku...aku menangis sendirian dimobil, bertanya lagi didalam hati, apa aku siap melepaskan karierku ini. Zona nyamanku dimana aku bahkan tidak pernah berminat untuk promosi (keluar dari zona nyaman)

Aku telpon lagi 2 orang yang menjadi restuku sekarang yaitu suamiku dan mamaku...

Suamiku tetap yakin atas keputusan ini, sedangkan mamaku merestui apapun keputusan keluarga kecil kami

1 maret 2019 aku mengajukan surat kepada pimpinanku yang ku panggil mami reni...

Mami bilang, “nduk jangan sampe kamu keluar karena kamu sakit hati sama instansi ini, tapi kamu keluar memang karena kamu mencari keberkahan dari restu suamimu”

Aku langsung nangisss terharu hahaha

Sama sekali tidak ada rasa sakit hati itu, karena aku tau dan meyakini semua bapak ibu pimpinan sudah membantuku, hanya Tuhan yang mempunyai Kuasa.

Banyak yang menyayangkan keputusanku? Pasti.....
Aku pernah merasa ragu??
Yaa....

Harus beradaptasi dengan kota baru, lingkungan baru, dan mungkin gaya hidup baru....

Bismillah, semoga Tuhan memberikan hadiah terbaik buatku jika memang tidak mengabulkan keinginanku, semoga Tuhan menggantikan dengan yang cocok untukku...Allahuma Amin