Here we go... akhirnya ada waktu dan mood untuk nulis.
Tentang ulangtaun pernikahan ke-4.
Ulangtaun pernikahan ke-4 ini yah seperti biasanya aja, dinner fancy di resto fine dining. Yah rutinitas biasa kayak setiap merayakan “hari besar” kita.
Yang berbeda adalah banyaknya case pembelajaran dipernikahan ke-4 ini yang lumayan bikin syok.
Pacaran selama 5tahun emang sama sekali gak menjamin kita bener-bener saling tau maunya masing-masing apa, atau beberapa preferensi hidup masing-masing apa. Sekali lagi TIDAK MENJAMIN.
karena manusia terus bertumbuh, manusia berubah seiring dengan kondisi, situasi, baik secara lingkungan maupun secara pribadi.
Kadang pasangan tidak serta merta langsung mengikuti pertumbuhan/perubahan pesat yang terjadi, kadang diperlukan yang namanya adaptasi ulang.
Mungkin seperti itu gambaran 4tahun pernikahan ini or almost 9+years together.
Tapi mungkin pada akhirnya semua kembali pada komitmen awal pernikahan. Bertanya kembali kenapa saling setuju untuk menikah, bertanya kembali tujuan utama dari pernikahan ini...terlebih lagi tujuan dari perjalanan hidup ini.
Visi dan misi disejajarkan kembali, saling mengkritisi demi kebaikan bersama.
Mungkin cobaan pernikahan setiap orang itu berbeda-beda. Bukan hanya dari jenis cobaannya, tapi juga dari SUDUT PANDANG cobaan untuk setiap pasangan.
Ada pasangan yang menganggap suaminya sekedar makan siang dengan lawan jenis adalah suatu hal yang membakar api cemburu, tapi pasangan lain menganggap itu hal biasa.
Ada yang menganggap LDR adalah cobaan besar bagaikan laut yang membelah pulau, tapi ada juga yang menganggap itu hal yang bisa mudah diatasi.
Semua terletak pada preferensi masing-masing, demikian kenapa Tuhan menjodohkan masing-masing sesuai dengan kebutuhan karakter masing-masing hambanya.
Tahun ke-4 ini putri kami bita berusia 3tahun. Usia 3tahun membuatnya “lebih banyak tau dan merasakan”, sudah seharusnya kami lebih menjaga keharmonisan keluarga dengan saling menurunkan ego, menjalani kehidupan seks yang menyenangkan, saling menunjukan sayang satu sama lain, memotivasi diri untuk saling lebih mau mendengar apa mau masing-masing, dan tentunya saling merayu.
agar keluarga ini menjadi keluarga yang memiliki harmonisasi, sehingga pertumbuhan bita menjadi pertumbuhan yang baik secara psikis.
Menjadi orangtua itu belajar terus menerus, begitupun menjadi pasangan suami istri adalah media belajar terus menerus. Karena bumi tidak berputar mengelilingi kita, melainkan kita berputar bersama bumi. Sehingga kita yang harus beradaptasi dengan perubahan.
Lingkungan, situasi, kondisi dan PIKIRAN manusia adalah hal yang akan selalu berubah seperti posisi bumi yang terus berubah karena berputar mengelilingi matahari.