Kamis, 01 Februari 2018

That feeling after watching dillan1990 the movie

That feeling after watching dillan1990 the movie

Well, aku emang gak baca sih novelnya dillan. Jadi gak berani bilang aku ini fansnya dillan. Buset, bisa dibully sama fans-fans sejatinya nantik.

Tapi dillan membuatku punya experience lain setelah nonton. Hahahaha

Ehhh...bukan bukan, bukan karena aku merasa aku milea lo yang disukain banyak laki-laki begitu. Tapi kalo merasa pernah punya pengalaman cinta remaja sama laki-laki macem dillan, yes i was.

Keluar dari bioskop yang kebetulan aku nonton dengan teman-temanku, membuatku bebas berekspresi dan ngoceh macem-macem. 

Yah mungkin kalau dibilang masih rindu, masih termehek-mehek sama cinta masa lalu sih gak ya. Tapi kalo cinta remaja itu berkesan, ya emang iya.

Sedikit flashback tentang naifnya cinta jaman remaja.

Milea yang pertama punya pacar borju ternyata gak kasih kenyamanan sama sekali dalam hubungan mereka. Ini penting, punya pacar yang kasar membuat kita trauma, ketakutan, terintimidasi dll. Memang sudah seharusnya cowok macem begitu ditinggalin. Pengalaman demikian pernah aku alami? Ya pernah. Grafik senang dan sedih menangis karena diperlakukan kasar berubah sangat dinamis. Pada akhirnya dimasa depan, pacar masa lalu dengan perlakuan seperti ini tidak membawa kita kemana-mana. Karena bahkan dikenangpun tidak bisa.

Kembali ke dillan, ya...walaupun aku bukan perempuan seperti milea (yang punya banyak fans), Tapi aku punya dillan.

Anak laki-laki bandel yang diam-diam menyukai sejak lama, mencintai dengan seluruh ke-naif-an remaja,anak laki-laki sok jagoan yang ketika perempuannya diganggu orang maka diam-diam akan menghajar penganggu itu. Anak Laki-laki yang garang ketika tawuran tapi justru tidak pernah kasar sekalipun pada perempuannya. Dan kemiripan-kemiripan lainnya.

Walau pada akhirnya waktu membuktikan bahwa aku ini perempuan brengsek yang menyakiti hati laki-laki tersebut, hanya karena tergoda laki-laki lain yang lebih borju. HAHAHAHA POOR ME. Semoga dikemudian hari bita tidak mengikuti jejak kebodohanku yang ini.

Sebelum akhirnya aku bertemu dengan denny suamiku sekarang, yang adalah penyempurnaan dari seluruh perjalanan yang panjang itu.

Yah, beberapa scene dikehidupan masa lalu kadang sekelebat lewat dalam pikiranku. Pikiran memang kadang tidak bisa dikendalikan. Dan membuktikan bahwa masa laluku punya sisi manis, sebagai seorang remaja pada umumnya.

Suamiku denny istmas ardiansyah memang tidak ada sama sekali dalam part itu, tapi suamiku adalah ujung perjalanan sebagai jawaban dari pencarian laki-laki yang paling cocok denganku, dengan keluargaku dan masa depanku. Suamiku adalah kenyataan, sementara kenangan hanya bagian dari jalan kehidupan.

Film dillan yang sukses bahkan sudah ditonton oleh 1juta orang pada penayangan hari ke-4 membuktikan bahwa kenangan masa lalu oleh laki-laki seperti dillan memang manis bagi hampir semua orang, dan itu WAJAR. 

Yaaa hanya manis sebagai kenangan. Bukan bagian dari kebahagiaan menjalani kehidupan, seperti bersama pasangan kita sekarang yang dibangun dengan cinta dewasa