Rabu, 27 September 2017

Surat Untuk Suamiku

Surat untuk suamiku

Suamiku denny istmas ardiansyah,
Desember taun ini kamu akan menginjak usia 29taun. Usia yang masih muda dalam babak perjalanan hidup.

Bagaimana hidupmu berjalan sejauh ini? Hows life honey?
Are you okay? Or are you little bit stress??

Taun ini adalah “tahunmu”, rumah yang menjadi beban KPR dipunggungmu sudah berdiri, SK perusahaan yang kamu tunggu dalam karierpadmu sudah kamu genggam, dan terakhir Allhamdulilah kamu bisa menukarkan untukku dan bita kendaraan baru yang sesuai dengan kebutuhan kita sekarang

Tahun ini adalah “tahunmu”, karena begitu kerasnya dunia mencoba berkenalan denganmu sehingga pribadimu harus terus bertumbuh

Bertumbuh menjadi manusia yang lebih luas hatinya, yang lebih sabar dan semakin kokoh berdiri ditempa liku kehidupan

Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa sehingga sebagai pohon harus memiliki akar, batang dan ranting yang kuat agar kokoh

Namun dalam ilmu padi, semakin tinggi harus semakin merunduk

Sebagai manusia, level kehidupan yang lebih tinggi, usia yang lebih matang seharusnya membuatmu semakin membuka pikiran dan wawasan, agar cara pandang dan berpikir semakin luas sehingga tidak picik menghadapi tantangan hidup dan cobaan hidup. Namun tetap seperti ilmu padi yang selalu merendahkan hati agar empati dan simpati semakin terasah

Bertumbuhlah menjadi manusia, usia 30 didepan mata, gerbang kehidupan manusia dengan ceritanya didepan mata, jadilah ayah yang berpetuah bagi anakmu, jadilah partner yang solid untuk istrimu ini

Salam sayang
Istrimu


Senin, 18 September 2017

ME VS HUSBAND

Me VS My Husband

Oke langsung aja cerita, bahwa ada keunikan dibalik sebuah hubungan itu pasti yeee.....keunikan yang bertolak belakang

Sama halnya dengan hubungan normalku dan suamiku, yang dilatar belakangi mungkin nihhh......... mungkin banyak pengaruh dari background pekerjaan kami

Aku yang kebetulan kerja di Bank, yang artinya pelayanan lebih concern untuk memiliki jiwa yang fair. Yess, i am a totally fair person.

Pelayanan, gak jauh-jauh dari say sorry if you make a mistake, say thankyou kalo merasa terbantu. Bilang keren kalau emang membuatku terpukau, bilang jelek kalau emang not worth it dan complain kalo mendapat ketidak adilan dari pincangnya hak dan kewajiban. Yeah its me.

Berbeda dengan denny yang bekerja di kontraktor. Kontraktor is all about negotiation. "Kalo kamu pengen jasa/produkmu ku pake ya kasih yang terbaik yang kamu punya dan kamu harus beda dari yang lain" just like that.

Dan kami berdua, sama-sama menganggap tabiat kami masing-masing ini annoying HAHAHAHAHA

contohlah, waktu malem taun baru kemaren, aku dan denny memutuskan untuk menghabiskan waktu BERDUA AJA di salah satu hotel di Surabaya. Dan ketika memasuki jam4 sore, kita belom bisa check in doooonggg.......

jelas aja, yang ku lakukan adalah protes keras. YA IYALAH, HAK KU CHECK IN KAN JAM 2! Protes sesuai porsinya lo ya, bukan yang maki-maki pake bahasa kasar gitu.

Tapi denny menganggap aku ini annoying, karena pikirannya "yaudahlah gimana lagi, namanya pas apes" 

Sementara aku gak terima donggg. kewajiban kita dah dipenuhi kok hak kita gak dapet dan tanpa compliment apa-apa.

Next contoh dari sisi denny,
Ketika mobil kami dijual minggu lalu, denny bener-bener sampai tetes darah terakhir memaksakan harganya naik HAHAHAHAHAHA. Walaupun dari awal kita udah deal di harga tertentu dengan si perantara. Tapi dasar mental negosiator, menurutnya ya gak ada seni-nya kalo gak ada perlawanan kenaikan harga.

Dan menurutku itu annoying banget, karena memperlambat penjualan mobil yang dari awal sebenernya harganya dah ke-tau-an. Dan terlebih lagi, dibalik itu ternyata denny juga udah minta ke marketing calon mobil kami untuk tambahan bonus beberapa fasilitas dan Deal dong!!!!

Jegileeeee, ku rasa kalo ibu-ibu ngajak denny ke pasar 2ribu bisa beli bayem bonus wortel kalikkk. BHAHAHAHAK. 
Tapi aku?? nol besar kalo suruh nego/nawar ehehe

Yah lucu emang, hal yang bagi pasangan kita annoying, kadang sebenernya sedang dalam tujuan untuk menyamankan dirinya sendiri dan kita pasangannya.

Yah, kita terima aja kekurangan dan kelebihan pasangan kita aja sih intinya ya selama masih dalam koridor norma yang berlaku dan tidak merugikan oranglain.


Jumat, 08 September 2017

Anak perempuan manja yang tiba-tiba harus begitu mandiri

Anak perempuan manja yang tiba-tiba harus begitu mandiri

Yahh, judul diatas menggambarkan jalan hidup saya.

Saya adalah anak perempuan, anak ke-2 dari 2 bersaudara yang kehadiranya kebetulan ditunggu setelah 5taun.

Sebelum hamil saya, mama saya pernah hamil anak ke-2 dan keguguran. Praktis saya adalah anak perempuan yang sudah begitu dirindukan untuk ditimang oleh orangtua saya.

Kehadiran saya, adalah saat yang tepat ditengah keluarga kami yang keadaan ekonominya sudah lebih baik daripada periode ketika kakak saya lahir.

Ketika kakak saya lahir, orangtua saya adalah orangtua yang sedang merintis hidup sehingga kondisi ekonominya masih belum stabil.

Saya tumbuh ketika orangtua saya, mulai membeli rumah ke-2 dan ke-3. Saya tumbuh ketika orangtua saya mampu membeli mobil lebih dari 1.

Semua keinginan saya selalu dipenuhi, saya jarang membantu pekerjaan rumah, saya tidak pernah menginjak dapur (hingga saat ini saya tidak bisa memasak dan bersih-bersih).

Saya tumbuh menjadi gadis manja yang pemalas, hehe.

Berbeda dengan mama saya yang rajin salam segala hal, menjadi wanita karier tidak membuatnya malas untuk memasak, memastikan rumah kami rapi dan tidak lupa juga menanamkan nilai baik pada saya terkait hati-hati menjalani hidup ini.

Saya tumbuh menjadi anak yang dimudahkan dalam segala sarana dan prasarana kebutuhan saya bersekolah dan bergaul.

Di kota kecil tempat saya tinggal, saya menjadi bagian dari anak perempuan yang barangnya bermerk. Karena keluarga kami rajin bepergian ke kota besar dan menyempatkan untuk belanja.

Namun ketika saya memutuskan untuk menikah, tittle gadis manja itu terpaksa harus berakhir.

Saya harus menjadi wanita fight, wanita tangguh karena kondisi suami saya yang berjauhan dengan saya.

Saya harus membagi pikiran dan tenaga saya melebihi suami saya. Karena tugasnya melindungi "rumah" ada pada saya, tugasnya melindungi diri sendiri dan anak ada pada saya, dan beberapa tugas menjaga lainnya.

Mama saya adalah tipe problem solver dalam keluarga, sehingga saat saya masih dalam tanggung jawab mereka, saya hanya tau beres. Mama dan papa saya yang akan mencari solusi dari segala problem.

Tapi setelah menikah, saya yang mengambil alih status tersebut dalam keluarga.

Pernah area head di kantor saya memberi wejangan "kalo suami kamu jauh, sudah dia gak usah mikir untuk jagain kamu sama anakmu, cukup dia suruh jaga dirinya sendiri, itu aja pasti berat buat dia"

Dan memang benar, entahlah tapi pria yang jauh dari keluarga memang demikian.

Terkadang saya menangis ketika saya tidak merasa kuat dengan beban anak perempuan manja yang tiba-tiba harus beralih fungsi menjadi tokoh utama. Ehehe

Tapi yang saya lakukan ya hanya....berpikir positiv, saya diberi jalan demikian ya karena saya mampu. 

Lantas karena sudah terdidik manja sejak kecil, saya belajar darimana akhirnya bisa fight??

Ada pepatah bilang "belajar yang paling efektiv adalah belajar dari pengalaman orang lain"

That is true. Segala ilmu dan spirit positive dari siapapun dari buku apapun. Dari mulai orangtua saya sendiri, manager saya, atau bahkan dari pengalaman tukang sampah...saya selalu ambil hikmahnya.

Yang penting bagi saya, saya bahagia menjalaninya karena ini adalah bagian dari pilihan hidup saya.

Yang penting bagi saya, bita merasakan orangtua yang lengkap, orangtua yang mencermikan a good team. 

Papanya hebat karena tidak lelah mencari nafkah dan harus bertahan untuk menjaga dirinya sendiri dari hal-hal negativ

Sedangkan mamanya hebat karena bisa membagi pikirannya dalam bekerja, mengurus jalannya rumahtangga dan hal-hal asesoir tentang kesejahteraan keluarga

Yahh orangtuanya adalah team yang hebat, semoga bita yakin itu.


Love you nak...

Selasa, 05 September 2017

garwo (sigaring nyowo) ! Thats why i am here to you

Oke...saking bingung mau ngapain membunuh waktu saya dijakarta ini. Saya memutuskan untuk menulis blog daripad terlarut merindukan bita.

Jadi saya sedang dalam chapter menghabiskan cuti blockleave saya dijakarta, untuk mendampingi suami saya yang jam kerjanya jam8 sampai jam11 malam bahkan lebih hahahaha.

Tampak tidak ada gunanya kunjungan saya ini karena saya useless, bagaimana tidak?? Suami saya seharian bekerja, jika sempat ya makan bersama saya jika tidak sempat ya makan catering kantor. Selebihnya saya tidak bertemu dengannya kecuali malam pulang kantor ketika saya sudah terlanjur terlelap di kamar hotel yang nyaman ini, kamar hotel yang dia bookingkan untuk saya selama saya di jakarta.

Tapi sebenarnya kunjungan saya lebih dari itu, sejak dia bekerja di jakarta dan ditempatkan dibeberapa tempat, saya tidak pernah sekalipun mengunjunginya.

Saya tidak pernah juga merasa perlu tau lingkungannya.

Kehadiran saya hanya sebagai tanda, bahwa saya benar-benar serius mendukung dan mendorongnya sebagai pria yang sedang menapaki karierpadnya. Mungkin tidak banyak kata yang saya ucapkan sebagai bentuk dukungan, tapi semoga pesan ini sampai langsung ke hati suami saya, bahwa istrinya peduli.

Saya hanya ingin suami saya merasakan, bagaimana rasanya ada seseorang yang menyambutnya pulang kerja, membukakan pintu dan memeluknya. Ada bibir yang mencium punggung tangannya ketika melepasnya berangkat kerja. Ada seseorang yang dibagikan punggungnya untuk bersandar, hanya sebagai pendengar apa yang terjadi dalam sehari dikantor.

Pengalaman yang mungkin jarang suami saya rasakan, karena selama ini hanya saya yang merasakan diantar dan dijemput oleh suami saya dari kantor ketika dia sedang cuti

Kembali ke bagaimana akhirnya saya menghabiskan waktu saya di jakarta, hahahaha. Untung ada keponakan saya farandi dan teman dekat keluarga kami mba uline yang siap menemani saya jalan-jalan. Saya bertemu dengan teman lama saya, saya menghabiskan waktu di mall walau tidak beli apa-apa.

Menikmati? Mungkin tidak begitu, karena pikiran saya ada pada bita yang saya tinggal di surabaya.

Tapi menyesal? Tidak juga, karena saya lakukan ini untuk garwo....sigaring nyowo